home photo grallery buku tamu link tentang kami

Sabtu, 07 Maret 2009

CIKURAY

Cikuray yang identik dengan sebuah kerucut raksasa adalah salah satu gunung yang terletak di selatan kota Garut Jawa Barat. Gunung yang termasuk dalam kelompok pegunungan muda ini dikategorikan sebagai gunung yang non aktif. Meskipun gunung ini indah, tetapi termasuk jarang didaki dan dijamah dan harus mengakui kepopuleran gunung lainnya seperti Gunung Gede Pangrango ataupun Gunung Ciremay. Untuk mencapai lokasi pendakian, pendaki bisa memulai dari Cilawu, selanjutnya menuju perkebunan Dayeuh Manggung, sebelum memulai pendakian menuju puncak gunung ini. Dari daerah tersebut pendaki dapat menemukan sebuah tower yang cukup tinggi (TVRI) yang nantinya dapat dijadikan arah (pedoman) dalam perjalanan menuju puncak.

Seperti karakteristik dari gunung-gunung lain yang memilikik bentuk seperti ini, mata air mengalir akan sulit ditemukan atau bahkan tidak terdapat sama sekali dalam perjalanan menuju ke puncak gunung, dan mata air yang ada di gunung ini pun hanya ditemukan di bawah (Cilawu atau Dayeuh Manggung). Oleh karena itu para pendaki sebaiknya membawa persediaan air yang cukup.

Untuk mencapai puncak gunung yang tingginya mencapai 2821 meter diatas permukaan laut ini, diperlukan waktu tempuh selama 7 sampai 12 jam untuk waktu normal dan pada waktu tertentu sebaiknya pendaki diasarankan agar beristirahat untuk menjaga kondisi dan tenaga. Karena jalur pendakian yang masih termasuk jarang dijamah orang, maka kita akan disuguhkan sebuah pemandangan hutan asri dan alami, tetapi perlu diingat oleh setiap pendaki bahwa dalam perjalanan selama menuju ke puncak kita akan menemukan beberapa percabangan jalan, karena petunjuk menuju puncak gunung tidak terdapat dengan jelas seperti halnya Gunung Gede yang telah menggunakan tanda panah untuk mencapai ke puncak, maka sebaiknya pemimpin rombongan selalu ekstra hati-hati dalam mengambil jalur pendakian, karena tidak sedikit pendaki yang tersesat karena salah dalam menentukan jalur yang akan dilalui dalam pendakian.

Hutan yang terdapat di gunung ini merupakan salah satu hutan yang sangat sempurna, karena pada beberapa bagian lereng ataupun lembah hampir tidak pernah dijamah oleh manusia, itu terbukti ketika penulis mencoba membuka jalur baru, penulis tidak menemukan bekas-bekas eksploitasi tangan manusia, bahkan pencari kayupun tidak pernah mencapai lokasi tersebut.

Itu terbukti dari tidak adanya jejak yang berupa potongan ranting yang membuka jalan setapak, baik menuju puncak ataupun menuruni puncak. Dan keadaan ini berbeda dengan kebanyakan gunung di Jawa Tengah. Gunung-gunung di Jawa Tengah selain Gunung Slamet (3428 M) telah mengalami eksploitasi besar-besaran sehingga fungsi hutan sebagai penyangga daerah sekitar dan sumber air bersih untuk penduduk menjadi terganggu bahkan di beberapa tempat hampir tidak ditemukan mata air mengalir.

Setiap pendaki pasti akan merasa gembira setelah mencapai puncak, begitu juga dalam pendakian ke puncak Gunung Cikurai ini. Pendaki merasa puas setelah mencapai puncak. Khususnya puncak cikurai, pendaki akan disuguhkan pemandangan yang mungkin berbeda dengan pemandangan di puncak gunung lain, karena kalau kita berdiri di puncak gunung ini yang luasnya kurang lebih sebesar “lapangan sepak bola”, pandangan mata kita akan sangat jelas melihat sekeliling gunung, karena tidak ada pohon ataupun bangunan apapun yang menghalangi pandangan kita. Oleh karena itu sebaiknya pendaki mencapai puncak pada dini hari karena ketika matahari terbit, pemandangannya mungkin tidak akan pernah bisa dilupakan.

Setelah pendakian puncak selesai, pendaki diberi pilihan untuk jalur penurunan. Pendaki dapat turun menuju Cikajang atau turun melewati jalur awal ketika pendaki memulai pendakian.

cikurai

CIKURAY

Cikuray yang identik dengan sebuah kerucut raksasa adalah salah satu gunung yang terletak di selatan kota Garut Jawa Barat. Gunung yang termasuk dalam kelompok pegunungan muda ini dikategorikan sebagai gunung yang non aktif. Meskipun gunung ini indah, tetapi termasuk jarang didaki dan dijamah dan harus mengakui kepopuleran gunung lainnya seperti Gunung Gede Pangrango ataupun Gunung Ciremay. Untuk mencapai lokasi pendakian, pendaki bisa memulai dari Cilawu, selanjutnya menuju perkebunan Dayeuh Manggung, sebelum memulai pendakian menuju puncak gunung ini. Dari daerah tersebut pendaki dapat menemukan sebuah tower yang cukup tinggi (TVRI) yang nantinya dapat dijadikan arah (pedoman) dalam perjalanan menuju puncak.

Seperti karakteristik dari gunung-gunung lain yang memilikik bentuk seperti ini, mata air mengalir akan sulit ditemukan atau bahkan tidak terdapat sama sekali dalam perjalanan menuju ke puncak gunung, dan mata air yang ada di gunung ini pun hanya ditemukan di bawah (Cilawu atau Dayeuh Manggung). Oleh karena itu para pendaki sebaiknya membawa persediaan air yang cukup.

Untuk mencapai puncak gunung yang tingginya mencapai 2821 meter diatas permukaan laut ini, diperlukan waktu tempuh selama 7 sampai 12 jam untuk waktu normal dan pada waktu tertentu sebaiknya pendaki diasarankan agar beristirahat untuk menjaga kondisi dan tenaga. Karena jalur pendakian yang masih termasuk jarang dijamah orang, maka kita akan disuguhkan sebuah pemandangan hutan asri dan alami, tetapi perlu diingat oleh setiap pendaki bahwa dalam perjalanan selama menuju ke puncak kita akan menemukan beberapa percabangan jalan, karena petunjuk menuju puncak gunung tidak terdapat dengan jelas seperti halnya Gunung Gede yang telah menggunakan tanda panah untuk mencapai ke puncak, maka sebaiknya pemimpin rombongan selalu ekstra hati-hati dalam mengambil jalur pendakian, karena tidak sedikit pendaki yang tersesat karena salah dalam menentukan jalur yang akan dilalui dalam pendakian.

Hutan yang terdapat di gunung ini merupakan salah satu hutan yang sangat sempurna, karena pada beberapa bagian lereng ataupun lembah hampir tidak pernah dijamah oleh manusia, itu terbukti ketika penulis mencoba membuka jalur baru, penulis tidak menemukan bekas-bekas eksploitasi tangan manusia, bahkan pencari kayupun tidak pernah mencapai lokasi tersebut.

Itu terbukti dari tidak adanya jejak yang berupa potongan ranting yang membuka jalan setapak, baik menuju puncak ataupun menuruni puncak. Dan keadaan ini berbeda dengan kebanyakan gunung di Jawa Tengah. Gunung-gunung di Jawa Tengah selain Gunung Slamet (3428 M) telah mengalami eksploitasi besar-besaran sehingga fungsi hutan sebagai penyangga daerah sekitar dan sumber air bersih untuk penduduk menjadi terganggu bahkan di beberapa tempat hampir tidak ditemukan mata air mengalir.

Setiap pendaki pasti akan merasa gembira setelah mencapai puncak, begitu juga dalam pendakian ke puncak Gunung Cikurai ini. Pendaki merasa puas setelah mencapai puncak. Khususnya puncak cikurai, pendaki akan disuguhkan pemandangan yang mungkin berbeda dengan pemandangan di puncak gunung lain, karena kalau kita berdiri di puncak gunung ini yang luasnya kurang lebih sebesar “lapangan sepak bola”, pandangan mata kita akan sangat jelas melihat sekeliling gunung, karena tidak ada pohon ataupun bangunan apapun yang menghalangi pandangan kita. Oleh karena itu sebaiknya pendaki mencapai puncak pada dini hari karena ketika matahari terbit, pemandangannya mungkin tidak akan pernah bisa dilupakan.

Setelah pendakian puncak selesai, pendaki diberi pilihan untuk jalur penurunan. Pendaki dapat turun menuju Cikajang atau turun melewati jalur awal ketika pendaki memulai pendakian.

ARGOPURO

Gunung Argopuro memiliki banyak puncak, beberapa puncaknya mempunyai struktur geologi tua dan sebagian yang lainnya lebih muda. Puncak Argopuro berada pada ketinggian 3.088 m dari permukaan laut. Gunung yang terletak diantara dua pegunungan raksasa yaitu Gn. Semeru dan Gn. Raung ini dapat kita lihat dari puncak gunung raung ataupun dari puncak Gn. semeru. Gunung yang sudah tidak aktif lagi kawahnya ini terletak di Kab. Probolinggo Jawa Timur.

untuk menuju ke desa baderan dapat menggunakan angkutan lokal (dari besuki) yang menuju desa ini yang jadwalnya dua atau tiga kali sehari tergantung penumpang. Di desa baderan juga menyediakan sarana penginapan yang harganya relatif murah bila dibandingkan dengan harga di kota besar.

Pendakian menuju puncak argopuro ini tidak seramai gunung-gunung lain di jawa timur, Pendaki wajib melaporkan diri Kantor Polisi Sektor Sumber Malang yang berada sekitar 1 km dari Baderan, atau pada kantor Perhutani yang berada tepat di pertigaan jalan Desa Baderan. Pendaki yang akan mendaki ke gunung ini disarankan untuk mengerti betul teknik dan medan yang akan dilalui karena tanggung jawab keselamatan apabila terjadi musibah di gunung ini adalah menjadi milik pendaki sendiri sehingga persiapan dan kekompakkan sangat diperlukan.

Jalur yang dilalui selama perjalanan memang sudah cukup jelas tetapi harus melingkar dan naik turun beberapa bukit, waktu pendakian menuju puncak akan lebih lama. Oleh karena itu pendaki disarankan untuk memperhitungkan persediaan logistik minimal untuk keperluan 3 hari. Persediaan air bersih di gunung Argopuro ini sangat berlimpah, meskipun di musim kemarau. Mata air dapat ditemukan mulai dari kaki gunung hingga hampir puncak gunung. Pada musim hujan banyak sekali sungai-sungai kecil yang biasa kering di musim kemarau akan terisi air. Pacet atau Lintah pada musim kemarau tidak ada namun bila di musim hujan akan muncul banyak sekali. Pada waktu dan cuaca yang normal pendakian menuju puncak akan membutuhkan waktu sekitar 10 - 12 jam.

Perjalanan akan dimulai dari desa Baderan, kendaraan angkutan desa berhenti di pertigaan ini, terdapat kantor Perhutani. Dari pertigaan ini kita berjalan menuruni jalan aspal sekitar 200 meter, kemudian berbelok ke kiri menapaki jalan yang diperkeras dengan batu. Sekitar 1 km kita akan berjumpa dengan sumber air desa, kita masih terus berjalan sekitar 1,5 km lagi menapaki jalan berbatu yang menyusuri lereng bukit yang banyak ditumbuhi dengan tanaman jagung dan tembakau.

Selanjutnya perjalanan mulai memasuki kawasan hutan yang banyak dihuni babi hutan, lutung dan aneka burung. Setelah berjalan sekitar 3 jam kita sampai di Km 4,2 dimana terdapat mata air yang sangat jernih. Di tempat ini juga terdapat tempat terbuka yang dapat digunakan untuk mendirikan tenda. Tempat ini berada di punggung bukit sehingga bila ada angin kencang akan terganggu.

Masih menyusuri hutan yang semakin lebat dan gelap, jalur menyurusi punggung dan lereng jurang yang sangat dalam. Di km 7 kita akan berjumpa dengan sungai yang kadang kering, bila hujan sungai ini akan terisi oleh air, mendaki bukit yang di tumbuhi pohon cemara, selanjutnya di km 8 menapaki padang rumput. Jalur selanjutnya di dominasi oleh padang rumput yang pemandangannya sangat indah.

Setelah berjalan sekitar 5 jam kita akan sampai di km 15 di Cikasur, di sini terdapat sebuah lapangan datar yang sangat luas. Dahulunya pada jaman Belanda akan dibangun sebuah lapangan terbang. Masih terdapat sisa-sisa pondasi landasan, dan sisa-sisa bangunan yang sering dipakai untuk mendirikan tenda.

Konon pendaki yang menginap di tempat ini sering mendengarkan jeritan-jeritan kesakitan para pekerja paksa yang disiksa dan dikuburkan secara masal dalam parit-parit yang mereka gali sendiri. Konon juga ada kebun bunga Tulip yang ditanam oleh tentara Belanda dan roh tentara tersebut masih menjaganya, pendaki yang pernah menemukan kebun ini dan memetik bunganya akan di kejar-kejar oleh hantu tentara Belanda tersebut.

Terdapat sungai yang sangat jernih, yang airnya berlimpah meskipun di musim kemarau. Membuat ingin minum sepuas-puasnya dan ingin mandi menceburkan diri. Di Cikasur ini juga terdapat sebuah bangunan dari kayu yang dapat digunakan untuk berlindung dari angin dan hujan. Namun sayang kecerobohan pendaki dengan membuat api di dalam bangunan ini telah merusakkan lantai bangunan yang terbuat dari kayu.

Dari Cikasur kembali menapaki padang rumput gimbal, yakni rumput yang daun - daunnya keriting. Perjalanan di siang hari akan terasa sangat panas dan melelahkan, namun bila kita menikmati pemandangan padang rumput yang indah ini kita akan lupa semua penderitaan selama perjalanan. Di kawasan padang rumput ini rawan kebakaran sehingga harus hati-hati bila membuat api unggun.

Setelah berjalan sekitar 2 jam melewati beberapa padang rumput kita akan mendaki dua bukit yang banyak terdapat pohon-pohon sisa kebakaran hutan. Di tempat ini edelweis banyak tumbuh dan bunganya mulai bermekaran. Tempat ini pun rawan kebakaran, dan angin seringkali bertiup sangat kencang. Pohon-pohon sisa kebakaran sangat rawan tumbang, sehingga perlu hati-hati melewati jalur ini bila angin bertiup kencang.

Setibanya dipuncak bukit kita akan menyusuri lereng gunung yang berada di sisi jurang yang sangat dalam. Di sepanjang jalur ini hutan sangat lebat dan masih banyak terdapat binatang-binatang, seperti lutung dan aneka burung. Jalur ini sangat berbahaya karena rawan longsor dan pohon-pohon mudah tumbang, sementera di sisi kita jurang yang sangat dalam.

Selanjutnya kita akan tiba di ujung bukit, menuruni bukit yang sangat terjal dan menyeberangi sungai yang airnya berlimpah meskipun di musim kemarau. Kita telah sampai di Sicentor yakni pertigaan tempat pertemuan jalur baderan dan bremi yang bersatu menuju puncak. Di tempat ini kita dapat mendirikan tenda untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak. Di Sicentor terdapat sebuah bangunan dari kayu yang dapat digunakan untuk berlindung dari hujan dan angin.

Dari Sicentor perjalanan mendaki bukit melintasi padang rumput dan padang edelweiss, sekitar 1 jam perjalanan akan berjumpa dengan sungai yang kering. Setelah menyeberangi dua buah sungai kering kembali melintasi padang rumput dan padang edelweis yang sangat indah. 1 jam berikutnya akan tiba di Rawa Embik.

Untuk menuju puncak belok ke kiri, namun bila ingin beristirahat dapat mendirikan tenda di Rawa Embik. Di tempat ini terdapat sungai kecil yang selalu berair di musim kemarau. Rawa Embik berupa lapangan terbuka sehingga bila angin bertiup kencang tenda dapat bergoyang-goyang dengan keras.

Dari Rawa Embik kembali berbelok kearah kiri melintasi padang rumput, untuk menuju ke puncak yang membutuhkan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Dari padang rumput berbelok ke kanan mendaki lereng terjal yang berdebu dan banyak pohon tumbang sisa kebakaran. Bila angin bertiup kencang pohon-pohon sisa kebakaran ini rawan tumbang sehingga harus berhati-hati. Tanah gembur berdebu juga rawan longsor harus berhati-hati melintasinya.

Selanjutnya sedikit turun kita akan melintasi sebuah sungai yang kering dan berbatu. Kembali mendaki bukit yang terjal, kita akan berjumpa dengan padang rumput dan padang edelweis yang sangat indah. Di depan kita nampak puncak Rengganis yang berwarna keputihan, terdiri dari batu kapur dan belerang.

Puncak gunung Argopuro adalah bekas Kawah yang sudah mati, bau belerang masih sangat terasa. Puncak ini berbentuk punden berundak semacam tempat pemujaan, punden paling bawah selebar lapangan bola di sini banyak terdapat batu-batu berserakan. Ke atas lagi selebar sekitar 10 x 10 meter, ke atas lebih kecil lagi. Selanjutnya kita akan melintasi bekas kawah yang banyak terdapat batu-batu kapur berwarna putih dan bau belerang. Pada puncaknya terdapat sisa-sisa bangunan kuno candi tertinggi di jawa yang diyakini sebagai petilasan Dewi Rengganis.


peta jalur argopuro
JALUR BADERAN
1. Surabaya - Besuki Bus jurusan Banyuwangi / Bondowoso 4 jam
2. Besuki - Baderan Mobil angkutan desa 1,5 jam
3. Baderan - KM 2 Jalan berbatu terdapat sumber air desa di Km 1,1 menyusuri Kebun tembakau dan jagung 1,5 jam
4. KM 2 - Km 4,2 Memasuki kawasan hutan yang pohonnya jarang Km 4,2 Tempat berkemah dan terdapat Mata air 1 2,5 jam
5. Km 4,2 - Km 8 Kawasan hutan lebat menyurusi jurang yang sangat dalam Km 7 ada sungai kering 3 jam
6. Km 8 - Km 16 Kawasan Padang Rumput Gimbal kadang memasuki hutan 2 jam
Cikasur Terdapat sungai jernih dan lapangan luas bekas landasan pesawat jaman Belanda Tempat berkemah
7. Km 16 - Km 18 Kawasan padang rumput 1,5 jam
8. Km 18 - Km 20 Kawasan hutan sisa kebakaran dan padang edelweis 1 jam
9. Km 20 - Sicentor Kawasan hutan lebat menyusuri tepian jurang dalam 30 menit
Sicentor Tempat berkemah, terdapat sungai yang airnya berlimpah, pertemuan jalur Baderan, Bremi, dan Puncak
10. Sicentor - Rawa Embik Melewati padang rumput, padang edelweis, sungai kering, padang rumput 2 jam
11. Rawa Embik tempat berkemah dan terdapat sungai kecil
12. Rawa Embik - puncak Rengganis Melintasi padang rumput dan lereng gunung yang rawan longsor dan pohon tumbang. 2 jam

Puncak Rengganis Bekas Kawah yang sudah mati, bau belerang masih terasa. Puncak berbentuk punden berundak semacam tempat pemujaan, punden paling bawah selebar lapangan bola, ke atas selebar sekitar 10 x 10 meter, ke atas lebih kecil lagi.

TAMBORA

Gunung Tambora pada tahun 1815 meletus dengan sangat dasyatnya hingga menewaskan 92.000 orang. Karena kedasyatannya hingga tercatat dalam sejarah dunia. Kehebatan letusannya tercatat sekitar 6 juta kali kekuatan bom atom. Gunung ini memiliki garis tengah sekitar 60 km pada ketinggian permukaan air laut. Pada tahun 1815 sebelum terjadi letusan dasyat gunung ini diperkirakan memiliki ketinggian sekitar 4.000 meter.










Letusan yang maha dasyat telah membentuk kawah dengan lebar sekitar 6 km, dan dengan kedalaman 1.110 meter. Menyebarkan sekitar 150 km3 debu, hingga mencapai kejauhan 1.300 km. Jawa tengah dan Kalimantan dalam jarak sekitar 900 km dari tempat letusan, berjatuhan debu setebal 1 cm. Bongkahan letusan melayang hingga mencapai ketinggian 44 km.


Letusan pada tahun 1815 ini telah menyebabkan tahun tanpa musim panas, suhu minimum setiap hari secara tidak wajar menjadi rendah di belahan bumi sebelah utara dari akhir musim semi hingga awal musim gugur. Kelaparan meluas karena kegagalan panen.

Daerah gunung Tambora mengingatkan kita pada padang rumput afrika. Sepanjang pesisir pantai Kerobih berupa batu karang yang bentuknya sangat indah memiliki relief alami. Bagian selatan gunung Tambora adalah perbukitan dengan latar belakang pemandangan yang sangat indah.

Binatang yang hidup di sekitar gunung Tambora adalah rusa, babi hutan, sapi liar, kerbau, monyet, landak, biawak, musang, kura-kura, berbagai jenis burung seperti kakaktua kepala putih, nuri merah, ayam hutan, elang, gagak, dll.

Gunung ini berada di wilayah Bima, Nusa Tenggara Timur. Daerah ini dapat dijangkau dengan menggunakan pesawat udara dari Mataram, Lombok sekitar 1 jam menuju Bima. Dari Bima dapat ditempuh melalui darat menuju Dompu sekitar 60 km. Dari Dompu ke Kore berjarak 100 Km. Dari sini dengan speedboat menuju Labuhan Bili, dapat ditempuh sekitar 3 jam.

MISTERI GUNUNG TAMBORA

Dahulu kala ada seseorang pertapa sakti yang pertama kali datang ke gunung tersebut, kemudian bertapa dan tidak diketemukan lagi karena telah menghilang bersama roh dan jasadnya (moksa) di gunung tersebut.

Pertapa sakti tersebut menghilang secara tiba-tiba dan sering menampakkan diri pada orang-orang tertentu yang mempunyai kemampuan dalam melihat roh halus. Konon orang sakti yang menghilang tersebut pernah menampakkan diri di sebuah pulau yang terletak di sebelah barat laut Pulau Sumbawa juga dapat terlihat dari puncak gunung.

Gunung tempat pertapa sakti menghilang tersebut dinamakan gunung Tambora yang berasal dari kata ta dan mbora, dari bahasa Bima, kata "ta" yang berarti mengajak, dan kata "mbora" yang berarti menghilang, sehingga arti kata Tambora secara keseluruhan yaitu mengajak menghilang.

Doro Tam boro atau gunung tempat orang-orang menghilang ini masih dikelilingi hutan lebat. Menurut cerita masyarakat setempat sekitar 4.500 pendaki, pemburu, dan penjelajah telah menghilang dan tidak pernah ditemukan. Roh-roh para pendaki dan pemburu masih tinggal di dalam hutan, roh mereka hidup diantara bunga-bunga anggrek yang sangat indah.

Rute pendakian Gunung Tambora
Dusun Pancasila - Pos I 1 Jam Di Pos I terdapat pondok dan mata air
Pos I - Pos II 1 Jam Pos II terdapat sungai kecil
Pos II - Pos III 3 Jam Melalui hutan lebat, terdapat pondok di Pos III dan terdapat mata air
Pos III - Pos IV 1 Jam Melalui hutan lebat
Pos IV - Pos V 30 menit Melalui hutan lebat
Pos V - Tepi Kawah 2 Jam Melalui hutan beralih ke vegetasi Edelweiss, kemudian padang pasir.
Tepi Kawah - Puncak 1,5 Jam Melalui Padang Pa

DEMPO

Untuk mencapai desa terdekat, terlebih dahulu anda harus mencapai kota Pagar Alam, kurang lebih 7 jam perjalanan darat dari Palembang. Dari ibukota Sumsel ini tersedia banyak bus ke arah Pagar Alam, salah satunya dengan menggunakan bus Dharma Karya. Atau apabila anda dari Jakarta, sebelumnya dapat menumpang bus jurusan Bengkulu atau Padang, dan turun di Lahat.
Kota Pagar Alam, memang sesuai dengan namanya, kota ini jelas dikelilingi barisan pegunungan Bukit Barisan dan yang tertinggi dari barisan tersebut adalah Gunung Dempo. Gunung ini sangat indah menjulang tegak menggapai langit nan biru apabila dilihat pada pagi hari. Oleh karena itu sangat tepat bila bermalam dulu di kota ini, disini banyak tersedia losmen atau motel. Budaya kota yang sudah berbaur dari berbagai suku baik pendatang maupun asli menciptakan kedamaian yang anda tidak peroleh di kota-kota besar.

Dari terminal Pagar Alam, terlebih dulu mencarter mobil/taksi untuk jurusan Pabrik Teh PTPN III yang jaraknya mencapai 15 KM dari terminal. Di Pabrik ini ada baiknya anda berkenalan dengan seseorang yang biasa dipanggil pak Anton, beliau termasuk yang dituakan oleh para pencinta alam seantero Sumsel-Lampung. Dengan meminta bantuannya, mobil carteran akan membawa anda ke desa terdekat dari kaki gunung Dempo, yang dapat memakan waktu lebih dari 20 menit, karena jalannya cukup terjal, berkelok dengan melewati hamparan kebun teh nan hijau.

Dusun VI, biasa disebut, dari sini anda harus melaporkan diri/bersilahturahmi dengan kepala keamanan desa, Wamin namanya. Di desa ini pula ada baiknya terlebih dahulu beristirahat sambil mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Hanya sayang, jangan berharap kebutuhan logistik anda dapat dipenuhi disini, warung yang ada sangat kecil, itupun cuma satu. Maklum rata-rata yang tinggal di sini adalah buruh pemetik teh, yang rata-rata berasal dari pulau Jawa. Kalau boleh anda tahu, ketinggian altitude disini mencapai 1200 mdpl. Jadi anda tinggal mendaki 1900 meter lagi untuk mencapai puncak Dempo.

Pendakian yang baik, sekitar jam 10 pagi, selain anda dapat menikmati indahnya susunan bukit barisan, perjalanan akan sedikit santai, tidak dikejar waktu. Satu jam pertama, hanya kebun teh dan kebun perdu yang dijumpai sebelum memasuki pintu hutan. Jalur sangat terjal dan licin bila hujan. Hutan yang dilewati sangat lebat dan padat sampai puncak Dempo. Tiga jam dari mulut hutan, puncak pertama dapat dicapai. Dempo memiliki dua puncak, yang satunya lagi dinamakan puncak Api.

Anda bisa mendirikan kemah diantara dua puncak itu, karena disana tersedia mata air dan cukup terlindung bila ada badai. Lagi pula sayang bila anda tidak menikmati sunrise dari sana. Perjalanan turun hanya memakan waktu dua jam. Bila kemalaman anda bisa menginap di Dusuun VI, dengan terlebih dahulu minta izin kepala keamanan di sana.

Gunung Dempo seperti merupakan salah satu target pendakian. khusus orang sumatera (palembang, bengkulu, lampung dan sekitarnya) mendaki gunung ini sudah hal yang biasa karena gunung ini memang ramai dikunjungi oleh para pendaki yang berasal dari daerah sekitarnya.

Jalur menuju ke puncak gunung inipun sudah sangat jelas dan bahkan di hari-hari biasa pun banyak orang desa yang sengaja naik ke puncak baik itu untuk mencari kayu ataupun sekedar berhiking ria. gunung ini memang cukup tinggi tetapi air jernih yang ada terdapat sampai setengah perjalanan ke gunung ini sehingga para pendaki tidak perlu khawatir kehabisan air minum selama perjalanan. Tetapi karena jalannya yang lembab di gunung ini seperti juga gunung kaba terdapat banyak pacet yang dijumpai di perjalanan menuju puncak sehingga pendaki harus berhati-hati dan selalu memeriksa keadaan badan.

Pendakian Gn.Dempo dimulai dari ibukota Kecamatan Pagar Alam dari sini pendakian diteruskan menuju PTPN III yang juga menjadi salah satu titik awal pendakian dengan menggunakan angkutan lokal carteran atau dengan berjalan kaki langsung selama sekitar 2 jam sampai di pintu masuk PTPN-III.

Dari kawasan perkebunan ini pendaki dapat bertanya ke penduduk setempat tentang jalur tunggal menuju ke puncak Dempo. setelah sekitar 8 - 10 jam perjalanan pendaki dapat mencapai puncak dempo dan dapat juga bermalam di puncak karena kawasan puncak gunung ini cukup baik untuk melakukan point (camp). untuk tambahan bahwa kondisi puncak Dempo sedikit identik dengan Gn.Gede-Pangrango dimana terdapat mata air dan Gn.Dempo memiliki dua puncak yang satunya bernama puncak api.

RINJANI

Gunung Rinjani dengan ketinggian 3.726mdpl, mendomonasi sebagian besar luas pulau Lombok. Terletak disebelah timur pulau Bali, dapat ditempuh dengan bus langsung Jakarta-Mataram dengan menyeberang menggunakan ferry dua kali (selat bali dan selat lombok). Dapat juga ditempuh dengan menggunakan pesawat terbang dari Bali.
Gunung Rinjani adalah gunung tertinggi ke dua di Indonesia di luar pegunungan Irian Jaya. Gunung Rinjani masuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani, dengan luas taman sekitar 40.000 hektar. Dikelilingi oleh hutan dan semak belukar seluas 76.000 hektar.

Gunung Rinjani memiliki kawah dengan lebar sekitar 10 km, terdapat danau kawah yang disebut danau Segara Anak dengan kedalaman sekitar 230m. Air yang mengalir dari danau ini membentuk air terjun yang sangat indah, mengalir melewati jurang yang curam. Danau Segara Anak ini banyak terdapat ikan mas dan mujair, sehingga sering digunakan untuk memancing. Dengan warna airnya yang membiru, danau ini bagaikan anak lautan, karena itulah disebut "Segara Anak".

Danau segara anak menyimpan berbagai misteri dan dan kekuatan gain, itulah sebabnya manusia merasa betah tinggal lama di tempat ini. Disinilah komunitas mahkluk gaib yang disebut Jin bermukim dalam jumlah yang sangat banyak. Keyakinan masyarakat apabila Danau Segara Anak terlihat luas menandakan bahwa umur orang orang yang melihat itu masih panjang. Sebaliknya jika tampak sempit maka menandakan umur si penglihat pendek, untuk itu harus melakukan bersih diri artinya harus berjiwa tenang, bangkitkan semangat hidup, pandang kembali danau sepuas-puasnya.

Setiap tahun diadakan upacara adat di danau ini baik oleh masyarakat yang beragama Hindu Bali atau pun Islam masyarakat Sasak. Masyarakat Hindu Bali dua kali setahun mengadakan upacara agama di danau ini. Masyarakat Sasak bisa beberapa kali mengadakan perjalanan dalam satu tahun. Terdapat air terjun kokok putih dan juga air panas yang sering dikunjungi orang untuk tujuan pengobatan.

Jalur yang biasa digunakanan para pendaki ialah jalur Sembalun Lawang yang panjang dan jalur Senaru yang lebih pendek namun lebih terjal.

Desa Senaru terletak di wilayah Lombok Barat, berjarak sekitar 80 km dari kota Mataram, berada di sebelah utara lereng Rinjani. Terdapat juga air terjun yang sangat menarik, yakni air terjun Sinanggile. Di desa inilah terdapat kantor Rinjani Trek Center yang berada pada ketinggian 601 mdpl.

Curah hujan yang terjadi berkisar antara 2.000 - 4.000 mm/tahun. Pada bulan desember - januari biasanya ombak di selat lombok sangat besar sehingga sangat menyiksa bagi yang mabuk laut. Perjalanan ferry dari Bali ke Lombok bisa lebih lama bila sedang musim ombak besar lebih dari 2 jam.

Disebelah selatan dan barat Gunung Rinjani di tumbuhi hutan hujan semi selalu hijau primer. Pada ketinggian 1.000 - 2.000 meter banyak ditumbuhi Dysoxylum sp, pterospermum, dan Ficus superba. Pada ketinggian 2.000 - 3.000 meter banyak ditumbuhi cemara gunung Casuarina junghuhniana. Pada ketinggian diatas 3.000 meter yang miskin akan tumbuhan, hanya ditumbuhi rumput dan edelweiss ( Anaphalis javanica ). Di sebelah timur gunung yang bertiup angin musim kering, banyak ditumbuhi pohon acasia.












Puncak Gunung Rinjani diyakini oleh masyarakat Lombok sebagai tempat bersemayam ratu jin, penguasa gunung Rinjani yang bernama Dewi Anjani. Dari puncak ke arah tenggara terdapat sebuah kaldera lautan debu yang dinamakan Segara Muncar. Pada saat-saat tertentu dengan kasat mata dapat terlihat istana Ratu Jin. Pengikutnya adalah golongan jin yang baik-bauk. Menurut kisah masyarakat Lombok Dewi Anjani adalah seorang putri raja yang tidak diijinkan oleh ayahnya menikah dengan kekasih pilihannya, maka ia pun menghilang di sebuah mata air yang bernama Mandala, dan akhirnya dia menjadi penguasa dunia gaib

Diantara 109 jenis burung yang tercatat di gunung Rinjani, terdapat beberapa diantaranya adalah jenis burung yang ada di Australia. Terdapat monyet perak yang berasal dari bali, rusa, dan landak. Di Pelawangan Sembalun terdapat monyet ekor panjang yang suka menggangu kemah para pendaki, mereka sangat pandai membuka tenda untuk mengambil makanan, jangan pernah meninggalkan tenda tanpa penjaga, selain itu monyet-monyet sangat garang dan berani.
Jalur
Jalur Senaru Senaru - Pos 2 2 Jam
Pos 2 - Pos 3 ( tempat kamping ) 2 Jam
Pos 3 - Plawangan 1 2 Jam
Plawangan 1 - Perkemahan 2 Jam
Perkemahan - Plawangan 2 3 Jam
Plawanagn 2 - Puncak 3 Jam


Jalur Sembalun Lawang Sembalun Lawang - Pos I 5 jam
Pos I - Pos II 1 jam
Pos II - Jembatan Bolong
Jembatan Bolong - Persimpangan
Persimpangan - Bukit penyesalan
Bukit penyesalan - Pos III
Pos III - Plawangan 2
Plawangan 2 - Puncak Rinjani 3 jam
Plawangan 2 - Danau Segara Anak 3 jam


MISTERI GUNUNG RINJANI

Pada jaman dahulu tidak jauh dari pelabuhan Lembar, terdapat sebuah Kerajaan Taun yang diperintah oleh seorang Raja yang sangat bijaksana bernama Datu Taun bersama permaisurinya yang sangat cantik Dewi Mas.

Di bawah pemerintahan Raja Datu Tuan, kerajaan dalam keadaan aman, damai, dan tenteram. Namun meskipun demikian Raja kelihatan sering bersedih, hal ini dikarenakan beliau belum dikarunia seorang putera, sementara Raja dan Permaisuri sudah semakin bertambah tua.

Pada suatu hari Raja dan permaisuri duduk bercakap-cakap membicarakan masalah keluarga. Baginda mengemukakan bagaimana susahnya kelak karena tidak memiliki anak. Bersabdalah Datu Tuan "Adinda kanda ingin menyampaikan permintaan, ijinkanlah kakanda mengambil istri seorang lagi. Mudah-mudahan dengan demikian kita akan dikaruniai anak yang akan menggantikan pemerintahan kelak"

Setelah Sang Permaisuri menyetujui, maka Baginda Datu Tuan segera meminang seorang gadis cantik yang bernama Sunggar Tutul, puteri dari Patih Aur.

Semenjak itu perhatian Raja terhadap Dewi Mas berkurang, beliau lebih sering tinggal di istana isteri yang baru. Raja yang terkenal adil ini telah bertindak tidak adil terhadap permaisurinya. Meskipun demikian Dewi Mas tetap selalu sabar, dan karena kemurahan Yang Maha Kuasa maka Dewi Mas mengandung.

Berita tentang Dewi Mas mengandung ini tentu saja mengejutkan Sunggar tutul, ia takut Raja akan berpaling dari dirinya dan kembali ke Permaisuru Dewi Mas. Untuk itu dengan cara yang licik Sunggar Tutul menghasut Raja, bahwa kehamilan Dewi Mas diakibatkan oleh perbuatan serong dengan seorang yang bernama Lok Deos.

Murkalah Baginda Datu Tuan, maka Dewi Mas pun di usir dari istana dan dibuang ke sebuah gili. Dengan ditemani para pengiringnya Dewi Mas tinggal di gili, mereka membangun suatu pemukiman. Dewi Mas tetap tegar dalam menempuh kehidupan menuju hari depan.

Pada suatu ketika lewatlah sebuah kapal mendakati gili tersebut, seperti ada suatu kekuatan gaib sang Nakhoda kapal tersebut mengarahkan kapalnya ke gili, dan dari kejauhan dia melihat seorang wanita cantik yang bersinar. Nakhoda dan para awak kapalpun berlabuh dan mampir ke pondok Dewi Mas.

Setelah dijamu para penumpang kapal tersebut menanyakan kenapa Dewi Mas bisa tinggal di tempat tersebut, karena selama ini gili tersebut tidak berpenghuni. Dewi Mas pun menceritakan semua peristiwa yang dialaminya. Dewi Mas meminta Nakhoda dan awak kapal tersebut untuk mengantarkannya ke pulau Bali. Akhirnya Dewi Mas beserta para pengiringnya tinggal di Bali dan membangun pemukiman baru. Hari kelahiranpun tiba, Dewi Mas melahirkan dua anak kembar yang masing-masing disertai dengan keajaiban. Seorang bayi laki-laki lahir beserta sebilah keris, dan seorang lagi bayi perempuan lahir beserta anak panah. Bayi laki-laki ini diberi nama Raden Nuna Putra Janjak sedangkan bayi perempuan dinamakan Dewi Rinjani.

Kedua bayi tersebut tumbuh besar menjadi anak-anak yang lucu dan menarik. Namun pada suatu hari kedua anak tersebut menanyakan siapakah ayah mereka, karena selama ini mereka sering diejek teman-temannya karena tidak punya ayah.

Karena desakan kedua anaknya yang terus menerus, maka Dewi Mas pun menceritakan semua kisah yang dialaminya. Diceritakannya bahwa ayah mereka adalah seorang Raja di Lombok yang bernama Datu Taun, dirinya dibuang kesebuah gili karena difitnah oleh madunya Sunggar Tutul.

Raden Nuna Putra Janjak menjadi sangat marah dia memohon kepada ibunya agar diijinkan untuk menemui ayahnya ke Lombok. Karena terus didesak akhirnya Dewi Mas pun mengijinkan puteranya bersama para pengiring berlayar ke Lombok.

Sesampai di Lombok Raden Nuna Putra Janjak segera masuk ke istana namun di hadang oleh para penjaga. Pertarunganpun tak terelakkan, Raden Nuna Putra Janjak meskipun masih kecil namun dengan keris ditangan yang muncul bersamaan ketika ia lahir, sangatlah sakti dan tak tertandingi.

Banyak lawan yang tak berdaya hingga Baginda Datu Taun harus turun bertanding. Pertarungan yang serupun terjadilah, mereka saling menghujamkan kerisnya. Mereka berdua sama kuat, keris masing-masing tidak dapat saling melukai. Tiba-tiba terdengarlah suara gaib dari angkasa " Hai Danu taun, jangan kau aniaya anak itu. Anak itu adalah anak kandungmu sendiri dari istrimu Dewi Mas".

Setelah mendengar suara itu , ia amat menyesal maka dipeluknya Raden Nuna Putra Janjak. Setelah mendengar cerita dari Raden Nuna Putra Janjak , maka Baginda Datu Tuan segera menjemput permaisuri ke Bali. Seluruh istana dan penduduk Taun bersuka cita, Dewi Mas tidak menaruh dendam sama sekali kepada Sunggar Tutul, mereka semua hidup damai dan tenteram.

Raden Nuna Putra Janjak tumbuh dewasa menjadi seorang pemuda yang sangat tampan dan bijaksana. Baginda Datu Taun sudah semakin tua dan akhirnya menyerahkan tahta kerajaan kepada puteranya.

Sesudah puteranya naik tahta Baginda Datu Taun kemudian menyepi di gunung diiringi putrinya Dewi Rinjani. Di puncak gunung itulah baginda dan puterinya bertapa bersemedi memuja Yang Maha Kuasa.

Di puncak gunung ini Dewi Rinjani diangkat oleh para Jin dan mahluk halus menjadi Ratu. Dan sejak saat itulah gunung yang tinggi di pulau Lombok tersebut dinamakan Gunung Rinjani.

KERINCI

Gunung kerinci termasuk gunung berapi yang masih aktif, dengan ketinggian 3.805 mdpl. Gunung ini menjadi gunung tertinggi di Indonesia di luar pegunungan Irian Jaya. Di sebelah timur terdapat danau Bento, rawa berair jernih tertinggi di Sumatera. Di belakangnya terdapat gunung tujuh dengan kawah yang sangat indah yang hampir tak tersentuh. Di tengah taman terdapat celah lembah kota sungaipenuh, perkebunan kopi, dan danau Kerinci.

Gunung ini dapat ditempuh melalui darat dari Jambi menuju Sungaipenuh melalui Bangko. Dapat juga ditempuh dari Padang, Lubuk Linggau, dan Bengkulu. Dengan pesawat terbang dapat mendarat di Padang atau Jambi.

Keindahan panorama yang natural dengan kekayaan flora dan fauna dapat di temui mulai dari dataran rendah hingga puncak gunung Kerinci, tidak hanya untuk dinikmati tetapi sangat baik untuk melakukan penelitian dan pendidikan. Pendakian ke puncak gunung Kerinci memakan waktu dua hari mulai dari Pos Kersik Tuo.










Tidak jauh dari Gunung Kerinci terdapat danau pada kawah gunung tujuh. Terdapat juga pemandian air panas di Semurup. Terdapat jalur setapak yang jelas dan beberapa shelter menuju tempat-tempat menarik yang dapat dikunjungi. Terdapat menara observasi di puncak gunung Kerinci.


Tumbuhan dataran rendah di dominasi oleh beberapa jenis mahoni, terdapat juga tumbuhan raksasa bunga raflesia rafflesia arnoldi dan suweg raksasa Amorphophallus titanum. Dengan taman nasional Leuser, taman ini terhalang oleh danau toba dan ngarai Sihanok. Sehingga beberapa binatang yang tidak terdapat di taman Leuser ada di sini seperti tapir (Tapirus indicus) dan kus-kus (Tarsius bancanus).

Banyak terdapat binatang khas sumatera seperti gajah, badak sumatera, harimau, beruang madu, macan tutul, kecuali orang utan. Berbagai primata seperti siamang, gibbon, monyet ekor panjang dan Presbytis melapophos. Terdapat juga 140 jenis burung.

Gunung Kerinci (3805mdpl) 14 Agustus-20 Agustus 2001 Gunung kerinci yang terletak di kec. kayu kab. kerinci - Jambi merupakan gunung tertinggi di Sumatra dengan kawah type strato (masih aktif dan memiliki kawah seluas 400 x 120 meter dan berisi air berwarna hijau) masuk dalam Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) seluas 1.484.650 hektare yang terletak di empat provinsi, sebagian besar taman nasional terletak di wilayah Jambi, gunung berapi ini terhimpit diantara dua pegunungan di barat dan di timurnya, kerucut yang paling muda gundul dan kawah gunung ini terletak di timur laut sisa dinding kawah berapi (3655 - 3649 mdpl), TNKS sendiri merupakan bukit barisan yang memanjang dari utara ke selatan pulau Sumatra.

papandayan

PAPANDAYAN

Kawah Gunung Papandayan dapat dicapai dengan kendaraan bermotor. Kira-kira 200 tahun yang lalu Gunung Papandayan belum memiliki tiga kawah yang yang sangat terkenal, hingga pada malam hari tanggal 11 Agustus 1772, puncaknya yang volumenya kira-kira 4 Km3 melayang melintasi kota Garut, yang pada waktu itu merupakan kota yang dikelilingi 14 gunung berapi, dan menelan korban 3.000 jiwa. Papandayan mempunyai 3 letusan yang bersejarah. Letusan terakhir terjadi pada tahun 1942. Gunung ini sekarang mempunyai jalan yang hampir dapat mencapai puncak.

Sebuah sungai kecil mengairi Tegal alun-alun di atas Gunung Papandayan yang memiliki banyak tumbuhan rawa gunung dan merupakan satu-satunya tempat di Jawa yang diketahui ditumbuhi oleh strawberi liar, sejenis saprah, atau tangtangan Potentilla polyphylla yang merupakan tumbuhan paling jarang ditemukan di pulau Jawa. Banyak terdapat babi hutan yang sering mendatangi kemah para pendaki yang sedang menyalakan api unggun atau lampu.







Papandayan adalah bagian dari barisan gunung berapi dengan tipe strato. Gunung ini memiliki warna dinding kawah kuning yang khas karena belerang. Kawah ini dikelilingi oleh hutan yang luas ke arah barat laut memanjang hingga lereng jurang yang curam. Jurang ini menjadi aliran sungai di kaki gunung.


Bagian tertinggi dari dasar kawah ada di sebelah tenggara dengan ketinggian 2000m dan berada 240 m dibawah pinggir kawah. Dasar kawah ini berisi kolam belerang yang terdiri dari air, fumaroles, solfataras, lumpur gunung api dan air panas. Semua kegiatan bagian-bagian kecil kawah gunung berapi ini menghasilkan suara yang berisik di dasar kawah.

Sebuah sungai yang mengalir melalui kompleks kawah pada awalnya berupa air jernih yang mengalir dari dalam hutan dan berubah menjadi air panas yang berisi asam belerang pada saat mengalir melalui kawah. Letupan lumpur gunung api yang berada di kawah biasa memiliki ketinggian 0,6 - 1,2m dan meletus dengan kekuatan yang besar, menyemburkan air keruh dan panas setiap 20-25 detik.

TIM Skrekanex berhasil melewati jalur ini dengan selamat, dibantu dengan Nutritional Protein Drink Mix makanan yang biasa dikonsumsi astronot, bernutrisi lengkap dan seimbang pengganti makanan kita, memberi rasa kenyang, selain sangat baik bagi kesehatan juga tidak memberi sampah pada gunung yang kita cintai.

Tablet Fiber memberi keperluan serat bagi pencernaan kita, dimana para pendaki sangat mustahil membawa buah dan sayuran untuk memenuhi serat tubuh.

Setiap saat TIM Skrekanex selalu minum NRG TEA , teh Guarana yang sering diminum Suku Indian Amazon memberi kesegaran dan meningkatkan stamina setiap saat, menghilangkan ngantuk dan capek, meningkatkan kewaspadaan Mental,
sehingga tetap memiliki nalar yang tinggi dan tetap kompak.

GUNUNG PAPANDAYAN
1 Terminal kota Garut
2 Terminal Kota Garut - Terminal Papandayan
3 Terminal Papandayan - Kawah
4 Kawah - Puncak

MERAPI

Merapi berasal dari dua kata "meru" yang artinya gunung, dan "api" yang berarti gunung berapi. Merapi adalah salah satu gunung berapi yang teraktif di dunia. Mendengar nama Merapi akan terbayang sesuatu yang mengerikan, gunung ini masih aktif mengeluarkan asap berbau belerang dan sesekali menyemburkan lahar panas.

Pada tahun 1998, gunung ini pernah menyemburkan asap wedhus gembel yang bisa melepuhkan kulit manusia. Berupa awan panas dan debu dengan suhu 3000 ÂșC yang meletus hingga ketinggian 3000 meter dari puncaknya. Pada tahun 1994 awan panas telah membunuh 66 orang di lereng sebelah barat daya. Gunung Merapi menjadi idola para pendaki. Perjalanan yang melelahkan dan berliku melintasi bukit-bukit terjal menjadi tantangan tersendiri yang harus mereka taklukkan. Maka, jangan heran kalau gunung tersebut selalu dikunjungi oleh pendaki.

Gunung Merapi dapat didaki dari Selatan ( Kaliurang ) wilayah Sleman, Yogyakarta atau dari Utara ( Selo ) wilayah Boyolali atau dari sebelah Barat wilayah Magelang.

Lewat Kaliurang
Dari kota yogya naik mobil ke Kaliurang, suatu kawasan pegunungan yang berhawa sejuk dengan ketinggian 1300m. Dilanjutkan dengan perjalanan menuju Desa Kimahrejo. Untuk menuju puncak diperlukan waktu sekitar 6 jam. Mendekati puncak Merapi kita harus berhati-hati, karena sering berjatuhan batu-batu dari puncak.

Lewat Selo
Untuk mencapai puncak Merapi, para pendaki diharuskan melewati jalur utara. Selain aman, jaraknya juga tidak begitu jauh dibandingkan dengan jalur lain. Jalur tersebut dimulai dari Kecamatan Selo, Boyolali. Untuk sampai ke daerah ini cukup gampang. Anda bisa naik bis jurusan Semarang - Solo dan turun di Boyolali. Dari sini Anda bisa meneruskan dengan bis jurusan Boyolali - Selo. Dari Selo atau tepatnya dari Dusun Plalangan, Anda dapat memulai perjalanan.

Dengan berjalan kaki melewati jalan Aspal menuju basecamp pendakian merapi di dukuh plalangan, desa Lencoh, kecamatan Selo, kabupaten Boyolali, dengan menempuh jarak lebih kurang 1 km dari jalan raya Boyolali-Magelang, ditambah dengan jalanan yang menanjak cukup untuk dijadikan pemanasan sebelum pendakian ke Gn.Merapi.

Untuk ke puncak, hanya perlu waktu sekitar 6 jam sedangkan untuk turun diperlukan waktu sekitar 4 jam. Karena waktu tempuhnya cukup singkat, perjalanan bisa dimulai sekitar pukul 24.00, agar kita tiba Puncak Garuda bisa menikmati sunrise dengan jelas. Pendaki dapat beristirahat di basecamp yang dapat menampung sekitar 50 orang pendaki. Disini tersedia tempat untuk tidur rame-rame. Siapkan persediaan air karena selama diperjalanan kita tidak akan menemui mata air.

Dari basecamp melalui jalan aspal kita berjalan hingga ujung jalan aspal dan akan menjumpai rumah joglo Pos1. Melalui jalan setapak di sebelah kiri bangunan ini perjalanan akan melintasi kebun penduduk yang banyak ditanami tembakau dan kol. Jalur sedikit menanjak namun banyak kerikil sehingga perlu hati-hati agar tidak terpeleset.

Setengah perjalanan menuju Pos 2 berupa kebun penduduk, setengahnya lagi kita mulai memasuki hutan pinus yang terjal. Jalur ini berupa tanah namun banyak kerikil sehingga cukup menyulitkan perjalanan. Mendekati pos 2 kita mulai melewati batu-batuan yang besar. Dari Pos 2 ini disiang hari kita sudah dapat menyaksikan Gn. Slamet dibelakang Gn.Sumbing, dan juga Gn.Sundoro. Gunung Merbabu tampak dekat dan sangat jelas kelihatan jalur-jalurnya. Gunung Lawu dari kejauhan di sebelah timur tampak memanjang.

Dari Pos 2 menuju Pos 3 jalur akan banyak melewati batuan-batuan terjal, angin kencang mulai terasa sangat mengganggu. Gunakan jaket tebal, sarung tangan, dan penutup muka, karena dinginnya tiupan angin. Bila ingin beristirahat carilah celah- celah batu yang dapat melindungi kita dari hembusan angin kencang. Dimalam hari kita dapat menyaksikan gemerlapnya kota Boyolali.

Dari Pos 3 menuju Pasar Bubrah, kita akan berhadapan dengan batu-batu terjal. Disini pendaki harus berjalan sambil merangkak dibeberapa tempat yang terjal. Hembusan angin kencang sangat terasa, seolah-olah melarang para pendaki untuk mendekati Puncak Merapi ini.

Di Pasar Bubrah ini terdapat suatu lembah dengan batu-batuan yang berserakan yang sangat luas menyerupai sebuah pasar tradisional. Konon, masyarakat menganggap pasar tersebut sebagai pasar para lelembut.

Dari Pasar Bubrah pendaki yang nekad dapat melanjutkan pendakian ke Puncak Garuda. Puncak ini sudah rusak dan longsor sehingga sangat berbahaya untuk melakukan pendakian. Selain sangat terjal dan mudah longsor juga angin kencang bertiup tiada hentinya. Untuk menghilangkan kekecewaan Pendaki dapat meneruskan pendakian ke puncak Gn. Kendit yang berada di samping Puncak Garuda

Dari puncak Garuda, Anda bisa melihat pemandangan yang menakjubkan, dimana kawah merapi berada di depan mata tak henti-hentinya mengeluarkan asap. Tampak pula, di sebelah utara, Gunung Merbabu yang menantang untuk ditaklukkan. Di seberang Barat dan Timur, Gunung Lawu dan Gunung Sindoro-Sumbing seperti gundukan-gundukan hijau. Jika cuaca cerah, pemandangan lebih mengasyikkan lagi, karena Anda bisa melihat kota Magelang dan Boyolali. Di puncak suhunya bisa mencapai 5 derajat sampai -8 derajat.

Gunung Merapi dipercaya sebagai tempat keraton makhluk halus. Panembahan Senopati pendiri kerajaan Mataram memperoleh kemenangan dalam perang melawan kerajaan Pajang dengan bantuan penguasa Merapi. Gunung Merapi meletus hingga menewaskan pasukan tentara Pajang, sisanya lari pontang-panting ketakutan. Penduduk yakin bahwa Gunung Merapi selain dihuni oleh manusia juga dihuni oleh Makhluk makhluk lainnya yang mereka sebut sebagai bangsa alus atau makhluk halus.

Rute Jakarta - Gn.Merapi 1 Jakarta - Solo / Semarang
2 Solo / Semarang - Boyolali
3 Boyolali - Selo ( Pos Desa Lencoh )
4 Pos Selo - Pos 1 Rumah Joglo
5 Pos 1 Rumah Joglo - Pos 2
6 Pos 2 - Pos 3
7 Pos 3 - Pasar Bubrah
8 Pasar Bubrah - Puncak

SUMBING

Gunung Sumbing adalah gunung tertinggi ke dua di Jawa Tengah dengan ketinggian mencapai 3.371 meter di atas permukaan laut. Gunung ini berhadapan dengan Gn.Sundoro yang dikenal sebagai gunung kembar. Jalan menuju ke puncak pun terjal dan penuh liku. Sebuah petualangan yang sangat menarik dan menakjubkan.

Seperti halnya gunung-gunung di Jawa lainnya, setiap tanggal 1 Suro (tahun baru Jawa) dan tanggal 21 Poso (bulan Jawa), sudah menjadi tradisi masyarakat setempat untuk melakukan jiarah ke puncak Gn. Sumbing. Di mana terdapat makan Ki Ageng Makukuh. Menurut kepercayaan penduduk setempat agar selamat dan terhindar dari mara bahaya, anak-anak dibiarkan berambut Gimbal. Masyarakat lereng Gn.Sumbing sangat menyukai kesenian tradisional seperti Kethoprak, Kuda Lumping atau Jathilan, kesenian ini sering dipentaskan di setiap desa.

Pendaki harus benar-benar menghormati kebiasaan penduduk lereng gunung Sumbing, banyak pantangan yang harus diperhatikan diantaranya tidak merusak tanaman, tidak mengganggu kebun penduduk, tidak membuang sampah, berhati-hati jika menyalakan api karena rawan kebakaran, berlaku sopan, tidak sombong, ramah bila berjumpa penduduk, tidak mengeluh, dan tidak buang air di sembarang tempat.

Sebaiknya pendaki tidak meletakkan barang-barang diluar tenda karena gunung Sumbing masih agak rawan. untuk itu sikap ramah, sopan dan penuh waspada para pendaki sangat diperlukan.

Gunung ini dapat didaki melalui dua rute yakni dari Base Camp Garung yang berada di desa Garung, kecamatan Kalikajar, kabupaten Wonosobo. Atau dari Base Camp Cepit, yang berada di desa Pagergunung, kecamatan Bulu, kabupaten Temanggung.


RUTE GARUNG

Sebenarnya jalur yang Anda tempuh untuk mencapai ke gunung ini sama dengan perjalanan menuju Gunung Sundoro. Dari Purwokerto naik bus besar jurusan Semarang, melewati Wonosobo, begitu juga sebaliknya. Kalau ke Gunung Sundoro Anda turun di desa Kledung, maka untuk mencapai Gunung Sumbing Anda harus turun di depan gapura desa Garung. Desa ini terletak di jalan menurun arah Wonosobo.
Berjalanlah sekitar 500 meter atau dapat juga naik ojek menuju ke Base Camp. Tidak lama, paling 15 menit berjalanan kaki. Di desa Garung/Butuh ini tidak ada losmen untuk bermalam. Namun, Anda bisa bermalam di rumah kepala desa, sekaligus mendapatkan informasi mengenai Gunung Sumbing. Alamat lengkap Base Camp Garung: STICK PALA ( Satuan Induk Bocah Bocah Karang Taruna Pecinta Alam ). Desa Butuh, Dusun Garung, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah.

Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak sekitar 8 jam dengan menempuh jarak 7 km. Mulai dari Base Camp Anda sudah menemui lajur yang menanjak. Setelah tanjakan pertama Anda akan melewati kebun sayur, tetapi jalannya tetap menanjak.

Jalur lama udah jarang dipake karena terlalu terjal buat pendakian dan relatif kurang aman. KM IV dimulai dari Bosweisen (batas ladang dan hutan) Kondisi jalan tanah liat dan tanah merah berpasir, di kanan kiri jalur rerumputan dan pepohonan kecil. Perjalanan akan semakin menanjak melewati dua buah bukit yakni bukit Genus dan Sedlupak. Jalan berupa tanah merah berpasir. Kalau lagi beruntung, saat kita masuk hutan, kita bisa ketemu ama setan belanda yg konon badannya tinggi dan bentuknya sangat seram.

Jalur Baru Setelah melewati ladang pertanian sampailah di perbatasan hutan di kawasan Bosweisen (batas ladang dan hutan) yang merupakan batas KM III. Kondisi jalan berupa tanah liat dan tanah merah berpasir. Di sepanjang kawasan ini terdapat beberapa jenis burung dan ayam hutan.

Kemudian melewati hutan pinus, kalau beruntung, apabila naek malam hari kita bakalan ditemenin ama orang yang seusia dan berjenis kelamin sama dengan pakean putih. Kita bakal ditemenin kalau terpisah dari kelompok dan bakal ditemenin sampai gabung lagi sama kelompok. Tapi sayangnya, saat kita ajak ngobrol, dia tidak akan menjawab dan selalu diam.

Setelah menyeberangi sungai di Kedung terdapat Pos peristirahatan Pos I. Perjalanan selanjutnya kita akan sampai di Pos II (Gatakan) pada ketinggian 2.240 mdpl. Di pos ini pendaki dapat mendirikan tenda, dibandingkan tempat lain, tempat ini cukup terlindung dari hempasan angin kencang, disamping itu pendaki dapat mengambil air bersih dari sungai yang tidak terlalu jauh. Tempat ini terkenal keangkerannya, pendaki yang berkemah disini sering mendapat gangguan Sundel Bolong.

Di Pestan (Peken Setan/Pasar Setan) pada ketinggian 2.437 mdpl, terdapat tempat terbuka yang cukup luas, pendaki dapat mendirikan tenda untuk beristirahat. Konon pendaki akan mencium bau semerbak bunga, bila bau bunga ini mengikuti dia, maka ada sosok mahkluk halus yang membuntutinya. Di sini jalur lama dan jalur baru bertemu. Kawasan ini tidak ada pohonnya berupa padang rumput dengan sedikit pohon kecil, sehingga angin kencang sering menerpa tenda. Selain itu pendaki harus waspada karena sering ada badai yang cukup besar dan berbahaya. Kondisi jalan berupa tanah merah berpasir.

Selanjutnya kita sampai di Pasar Watu dimana banyak terdapat batu berserakan. Di depannya dinding batu berdiri. Jalur disini kelihatannya rawan soalnya bener-bener terbuka dengan kanan dan kiri jurang. Pendaki harus mengambil jalan kekiri sedikit menurun mengelilingi dinding batu terjal. Jangan mengambil jalan lurus dengan cara memanjat dinding terjal ini karena jalur ini buntu.

Dengan cara menelusuri sisi-sisi batuan terjal, Kemudian kita akan tiba di Watu Kotak (2.763mdpl) sebuah batu yang besar seperti kotak yang memiliki ceruk, dapat digunakan untuk berlindung dari tiupan angin dan hujan. Di tempat ini ada sedikit ruang untuk mendirikan tenda kecil. Di sini pendaki dilarang buang air di sembarang tempat, karena tempat ini adalah salah satu tempat yang keramat.

Selanjutnya kita akan melewati Tanah Putih, yang berupa batuan kapur. Jalur sangat berat, terjal dan berbatu-batu, sebaiknya berhati-hati karena batu-batu mudah jatuh menggelinding ke bawah baru kemudian sampai di puncak. Untuk menuju kawah ambil arah sebelah kanan sedangkan untuk menuju puncak lurus ke atas. Di puncak gunung terdapat musang gunung yang hidup di lubang-lubang batu di dinding kawah. Musang ini dengan berani mendekati pendaki untuk mencari sisa-sisa makanan.


peta jalur sumbing

RUTE GARUNG JARAK KETERANGAN
KM 1 Dari gapura desa garung ke basecamp, jalan kaki sekitar 15 menit atau naik ojeg
JALUR LAMA
KM 2 Kebun penduduk
KM 3 Kebun penduduk
KM 4 Pendakian akan melewati hutan pinus
KM 5 Melewati bukit Genus dan bukit Sedlupak, jalur sangat curam dan sangat berat
JALUR BARU
KM 2 Kebun penduduk
KM 3 Kebun penduduk
KM 4 Pendakian akan melewati hutan pinus, kemudian menyeberangi sebuah sungai di Kledung
KM 5 kemudian kita akan sampai di Shelter II di Gatakan dengan ketinggian 2240 mdpl
KM 6 Jalur lama dan jalur baru akan bertemu di Pestan, pendaki dapat beristirahat atau mendirikan tenda di sini. Di tempat ini tidak ada pepohonan
Pasar watu banyak sekali terdapat batu-batu berserakan.
Watu kotak, sebuah batu besar berbentuk kotak yang dapat digunakan untuk berlindung dari hempasan angin kencang atau hujan.
KM 7 Dari Watu Kotak menuju Tanah Putih kemudian menuju puncak, memerlukan waktu sekitar 1 jam dengan jalur yang sangat berat dan berbatu-batu. Untuk menuju kawah ambil arah sebelah kanan sedangkan untuk menuju puncak lurus ke atas.


RUTE CEPIT

Dari Yogya naik bus ke Magelang, disambung ke Temanggung, turun di Parakan. Perjalanan di mulai di Base Camp Cepit yang terletak di desa Pager Gunung, kec. Bulu, wilayah Temanggung, Jawa Tengah. Perjalanan terbaik dilakukan pada malam hari sekitar pukul 21.00, sampai di puncak menjelang pagi, sehingga sempat melihat Sunrise dari puncak gunung. Selain itu perjalanan di malam hari dapat menghemat air minum, karena di sepanjang jalur tidak terdapat mata air.
Pertama kali kita akan berjalan selama kurang lebih satu jam melewati kebun sayur penduduk. Kemudian kita akan mendaki sekitar dua jam memasuki kawasan hutan, selanjutnya kita akan sampai di padang rumput. Setelah itu kita akan bertemu dengan Batu Kasur dan Batu Lawang.

Jalur menuju puncak sangat sempit dan menanjak, sehingga sangat melelahkan, kita perlu sangat berhati-hati dan menjaga stamina tubuh. Puncak Gungung Sumbing berbentuk kaldera kecil yang bergaris tengah 800 meter, dengan kedalaman 50-100 m dan beberapa puncak yang runcing. Untuk menuju puncak tertinggi harus turun lagi ke arah kanan dan kemudian naik lagi.

Terdapat lautan pasir, terdapat juga makam leluhur masyarakat setempat yang dikenal dengan sebutan Ki Ageng Makukuhan. Ada beberapa gua salah satunya dikenal dengan nama Gua Jugil yang merupakan gua terbesar. Di kaldera banyak kawah kecil yang berasap belerang. Pemandangannya sangat indah sehingga kita akan merasa enggan untuk meninggalkan puncak tersebut.


RUTE CEPIT
1 Base Camp Cepit
2 Kebun penduduk Lama perjalanan sekitar 1 jam dari Base Camp
3 Kawasan hutan Lama perjalanan sekitar 2 jam
4 Padang rumput
5 Batu Kasur
6 Batu Lawang
7 Kaldera
8 Puncak puncak tertinggi harus turun lagi ke arah kanan dan kemudian naik lagi

SLAMET

Gunung Slamet adalah gunung tertinggi di Jawa Tengah dan merupakan gunung tertinggi kedua di P. Jawa dengan ketinggian 3.432m. Pada masa penjelajahan dunia yang pertama Sir Frances Drake ketika melihat Gunung Slamet, segera mengarahkan perahunya dan berlabuh di Cilacap.

Gn. Slamet dapat didaki melalu 3 jalur, lewat jalur sebelah Barat Kaliwadas, lewat jalur sebelah selatan Batu Raden dan lewat jalur sebelah timur Bambangan. Dari ketiga jalur tersebut yang terdekat adalah lewat Bambangan, selain pemandangannya indah juga banyaknya kera liar yang dapat ditemui dalam perjalanan menuju ke puncak slamet.

JALUR BAMBANGAN

Jalur Bambangan adalah jalur yang sangat populer dan merupakan jalur yang paling sering didaki. Route Bambangan merupakan route terpendek dibandingkan route Batu Raden dan Kali Wadas. Dari kota Purwokerto naik bus ke tujuan Purbalingga dan dilanjutkan dengan bus dengan tujuan Bobot sari turun di Serayu. Perjalanan disambung menggunakan mobil bak angkutan pedesaan menuju desa Bambangan, desa terakhir di kaki gunung Slamet.
Di dusun yang berketinggian 1279 mdpi ini para pendaki dapat memeriksa kembali perlengkapannya dan mengurus segala administrasi pendakian.

Pertama-tama menuju pos Payung dengan keadaan medan terjal dengan arah belok kanan. Pendaki akan melewati ladang penduduk selama 1 jam. Pos Payung merupakan pos pendakian yang menyerupai payung raksasa dan masih berada di tengah-tengah perkebunan penduduk. Selepas pos Payung pendakian dilanjutkan menuju pondok Walang dengan jalur yang sangat licin dan terjal di tengah-tengah lingkungan hutan hujan tropis, selama kurang lebih2 jam. Selepas pondok Walang, medan masih seperti sebelumnya, jalur masih tetap menanjak di tengah panorama hutan yang sangat lebat dan indah, selama kira-kira 2 jam menuju Pondok Cemara.

Sebagaimana namanya, pondok Cemara dikelilingi oleh pohon cemara yang diselimuti oleh lumut. Selepas pondok Cemara pendakian dilanjutkan menuju pos Samaranthu. Selama kira-kira 2 jam dengan jalur yang tetap menanjak dan hutan yang lebat.

Samaranthu merupakan pos ke 4. Kira-kira 15 menit dari pos ini terdapat mata air bersih yang berupa sungai kecil. Selepas Samaranthu, medan mulai terbuka dengan vegetasi padang rumput.

Pendaki akan melewati Sanghiang Rangkah yang merupakan semak-semak yang asri dengan Adelweiss di sekelilingnya, dan sesekali mendapati Buah Arbei di tengah-tengah pohon yang menghalangi lintasan pegunungan. Pendaki juga akan melewati Sanghiang Jampang yang sangat indah untuk melihat terbitnya matahari. Kira-kira 30 menit kemudian pendaki akan tiba di Plawangan.

Plawangan (lawang-pintu) merupakan pintu menuju puncak Slamet. Dari tempat ini pendaki akan dapat menikmati panorama alam yang membentang luas di arah timur. Selepas Plawangan lintasan semakin menarik sekaligus menantang, selain pasir dan bebatuan sedimentasi lahar yang mudah longsor pada sepanjang lintasan, di kanan kiri terdapat jurang dan tidak ada satu pohon pun yang dapat digunakan sebagai pegangan.

Di daerah ini sering terjadi badai gunung, oleh karena itu pendaki disarankan untuk mendaki di pagi hari. Kebanyakan pendaki meninggalkan barang-barang mereka di bawah, untuk memperingan beban. Dari Plawangan sampai di puncak dibutuhkan waktu 30- 60 menit. Dari sini pendaki dapat melihat puncak Slamet yang begitu besar dan hamparan kaldera yang sangat luas dan menakjubkan, yang biasa disebut dengan Segoro Wedi.

Letusan yang pernah tercatat yakni tahun 2000, 1989, 1988, 1974?, 1973, 1969, 1967, 1966, 1960-61, 1958, 1958, 1957, 1955, 1953, 1951-52, 1951, 1948, 1944, 1943-44, 1943?, 1940, 1939, 1939, 1937, 1934?, 1933, 1932, 1930, 1929, 1928, 1927, 1926, 1923, 1904, 1890, 1885, 1875, 1875, 1860, 1849, 1835, 1825, 1772. Apabila kita ingin turun menuju jalur lain, misalnya Guci, pendaki harus melewati kompleks kawah untuk memilih jalur yang diinginkan.

JALUR KALIWADAS

Kaliwadas merupakan sebuah dusun yang berketinggian 1850 mdpi dan masuk wilayah Desa Dawehan, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, atau tepatnya berada pada barat daya lereng Gunung Slamet. Untuk menuju Kaliwadas dapat ditempuh dari kota Bumiayu menuju Pangasinan dengan menggunakan Angkutan Pedesaan jenis Colt yang memakan waktu 2 jam. Setiba di Pasar Pangasinan, perjalanan dilanjutkan menuju Kaliwadas dengan menggunakan Jeep Hardtop atau menggunakan angkutan umum jenis kendaraan terbuka yang beroperasi hingga pukul 18.00.

Pendaki dapat menyiapkan segala perbekalan dan perizinan dari Kaliwadas ini. Kira -kira 300 m selepas jalan desa, pendaki diarahkan menuju jalan setapak. Satu jam kemudian pendaki akan melewati Tuk Suci yang oleh penduduk setempat diartikan sebagai mata air suci. Di Tuk Suci ini terdapat aliran air yang dibendung, yang berfungsi sebagai pengairan desa di bawahnya. Selepas Tuk Suci, medan mulai menanjak menembus lorong-lorong tumbuhan Bambu yang berukuran kecil. Penduduk sekitar menyebutnya Pringgodani. Enam puluh menit kemudian pendaki akan tiba di pondok Growong.

Pondok Growong merupakan tempat yang cocok untuk mendirikan tenda. Di sekitar area ini banyak ditemukan pohon besar yang di bawahnya terdapat lubang berukuran cukup besar. Selepas pondok Growong lintasan relatif datar sampai pada sebuah jembatan kecil yang bemama taman Wlingi, yang berada di ketinggian 1953 mdpl. Di daerah ini terdapat persimpangan, lintasan yang lurus dan lebar menuju ke Sumur Penganten. Berjarak 500 m dari area terdapat sumber air, yang juga merupakan sebuah tempat keramat di mana banyak peziarah yang datang untuk meminta berkah.

Jalur ke kiri merupakan lintasan yang menuju ke puncak. Keadaan lintasan semakin menanjak. Di sepanjang lintasan mulai banyak dijumpai pohon tumbang dan pohon penyengat. Lintasan kadang tertutup oleh semak belukar sehingga pendaki harus waspada agar tidak tersesat. Lintasan mulai kembali melebar ketika pendaki melewati persimpangan Igir Manis yang berada di ketinggian 2600 mdpl. Di sekitar area ini akan didapati tetumbuhan Adelweiss dan tetumbuhan Arbei. Setelah itu pendaki akan sampai di Igir Tjowek yang berada di ketinggian 2750 mdpl. Daerah ini masuk kawasan Gunung Malang. Di sini terjadi pertemuan jalaur ini dengan jalur Baturaden. Beberapa meter kemudian barulah pendaki tiba di Plawangan.

Plawangan merupakan sebuah tanah yang cukup datar di daerah terbuka, sekaligus merupakan batas vegetasi. Untuk menuju puncak dibutuhkan waktu kira-kira 2 jam. Pendaki dapat berangkat pagi agar dapat menikmati keadaan puncak dan sekitamya dalam keadaan cuaca cerah. Selepas Plawangan lintasan semakin tajam hingga mencapai sudut pendakian 60. Selanjutnya keadaan lintasan semakfn parah dengan medan bebatuan vulkanik yang mudah longsor. Bau belerang terasa menyengat dari kawah ketika pendaki tiba di puncak bayangan. Setiba di daerah ini, pendaki tinggal melipir pada gigir kawah menuju arah timu
r.

Setelah melewati Tugu Surono yang berupa tumpukan batu, pendaki akan sampai di puncak tertinggi Gunung Slamet yang ditandai dengan patok triangulasi dan tower. Dulu tempat ini juga digunakan sebagai pemantauan aktivitas gunung api ini. Di puncak tertinggi kedua se-Jawa ini pendaki dapat menyaksikan pemandangan pada arah timur. Tampak beberapa puncak seperti Gunung Sumbing, Sundoro, Merbabu, Merapi, dan puncak Ciremai di arah barat. Semuanya berdiri kokoh sekan-akan menjadi pasak bumi Pulau Jawa.


Peta jalur slamet


JALUR BATU RADEN

Dari kota Purwokerto menuju tempat wisata Batu Raden menempuh jarak 15 km arah utara dan dapat ditempuh selama 30 menit dengan menggunakan Angkutan umum. Batu Raden yang merupakan daerah wisata yang terkenal dengan Pancuran Telu dan Pitu ini berada di ketinggian 760 mdpl. Pancuran tersebut merupakan aliran mata air panas yang mengandung belerang. Jalur ini merupakan jalur tersulit dan jarang dilalui pendaki.

Selepas pal Taman Wisata Batu Raden, lintasan berbelok ke kanan dan menurun. Dalam perjalanan menuju pos I banyak ditemui cabang lintasan, yang merupakan jalan tikus yang banyak dibuat oleh penduduk setempat. Di tengah perjalanan pendaki akan melewati sebuah sungai. Setelah itu lintasan kembali datar dengan sajian jurang yang menganga pada sisi kanan lintasan. Untuk sampai di pos I dibutuhkan waktu selama 3 jam.

Selepas pos I lintasan mulai menanjak dengan sajian hutan yang rimbun dan asri, selama 2 jam. Untuk sampai di pos III dibutuhkan waktu selama 3 jam dengan lintasan yang tidak begitu menanjak. Vegetasi di pos III masih dalam kungkungan hutan hujan Tropis. Selepas itu pendaki akan melipir pada sebuah punggungan tipis yang berada di ketinggian 1664 mdpl. Daerah tersebut bemama Igir Leiangar. Selepas pos IV, tepatnya di puncak Gunung Malang, akan ditemui persimpangan dengan jalur Kaliwadas. Kemudian perjalanan dilanjutkan menuju ke Plawangan, lalu berbelok ke kanan menuju puncak Slamet